12 Februari 2009

Event One:

(the true story about Other)


MY HOLY LOVE

(rinisance communities yang dikhianati)

Apa salah Aku?
Saat kau katakan apa yang sebenarnya kau lakukan waktu itu
Darahku berhenti mengalir, detak jantungku lenyap
Paru-paruku tak mampu menghirup oksigen lagi
Walau organ tubuhku berfungsi
Aku tetap ketawa, bercanda seperti biasa

Saat kau tanya ‘Aku Cemburu’?
Aku hanya mampu menjawab dalam hati
Ya, aku cemburu…


Aku nggak akan cemburu kalo kamu perginya tidak dengan orang yang pernah punya hasrat ama kamu. Dan kamu selalu membanggakan kepergianmu dengannya itu. Saat kau cerita kencanmu dengannya, otakku tak berhenti berwacana, tentang kamu dan dia.
Aku salah nerimamu, itu yang ada dalam hatiku karena kamu memang nggak selevel ama aku. Kenapa kamu ngak terus terang, saat aku tanya “kamu ada di mana?’ Apakah itu salah satu bentuk penghianatan kamu? Jangan kamu nodai hubungan kita, dengan penghianatanmu kalo memang kamu menghendaki hubungan kita berakhir, lebih baik kita putus secara baik-baik.

Tell me “what my wrong?”


Kamu terlalu baik sama orang, sampai kau tak bisa membedakan orang yang harus kau perlakukan baik. Sekali dia minta pertolonganmu, maka dia akan memintanya terus. Dan hasratnya dulu yang tak tersampaikan, punya kesempatan tuk disampaikan. Karna kamu sudah memberikan waktu dan ruang bagi dia. Walau sebenarnya kalian sama-sama mengakui kalian sudah punya masing-masing. Kalo kau katakan aku cemburu buta sudah sejak semalam aku marah sama kamu. Tapi aku tadi malam mencoba menepis semua gejolak hati dan perasaanku. Aku juga tak mau menangis di depanmu. Cukup aku yang tahu isi hatiku saat itu. Pagi tadi kamu mengungkit kembali kenanganmu dengannya.

Akankah kebersamaan kita tadi malam, adalah kebersamaan yang terakhir kali bagi kita? Jika ya, aku takkan pernah melupakannya seumur hidupku. Dan saat aku mengingat hubungan kita, maka aku akan mengikat hatiku ‘tuk tidak berhubungan dengan siapapun orangnya. Aku bukan orang yang gampang percaya ama orang.

Lincah, cantik, pintar, kaya, seumur ama kamu, dia punya segalanya. Jangan jadikan aku tempat pelarianmu, saat dia tak ada di Jogja. Saat aku katakan nama dia, itu adalah salah satu bentuk kesedihan, tangisan hatiku. Setega itukah perlakuanmu padaku? Akhir-akhir ini aku sering mengimpikan masa-masa pernikahan kita. Dan aku menata lahir batinku untuk persiapan pernikahan kita. Mimpi malamku selalu di isi dengan gambaran-gambaran masa depan kita.

Aku sudah tak mampu berbicara, aku hanya mampu menulis isi hatiku di atas selembar kertas ini. Perasaanku padamu bukan hanya cinta, sayang, tapi melebihi semua itu. Begitu juga kesedihanku saat ini. Tak bisa digambarkan oleh siapapun juga. Aku akan terus menulis isi hatiku, sampai tanganku lelah dan mataku terpejam tuk bertemu mimpi-mimpi tentang kita. Dan saat mimpi itu berakhir dan akupun terjaga dari mimpiku, maka aku cepat-cepat mengambil pena dan kertas tuk segera menulis tentang mimpi kita.

Bila kutahu…
Bahwa perasaan itu hanya main-main
Dan karena terpaksa
Tak mungkin kuterima kamu
Cinta:
Yang terkadang membuat kita sedih
Kita tak bisa bersatu, karena
Penghianatanmu meruntuhkan
Ambisi cinta yang pernah kubangun
Bersama sejuta harapan
Dan berkah bagi anak-anakku
Kini: aku sadar
Ketika engkau pergi dengan cintanya
Bersama mimpi yang kau bawa
Dan aku, adalah manusia
Yang tak kuasa menahan derita
Dan tak mampu menerima penghianatan.


Tak mungkin, jika cinta itu menjelma menjadi bayang kerinduan, jika ia lahir dari pelarian, atau berupa apa saja yang menyakitkan. Maka disanalah ia membuat luka dan sakit. Seperti api yang senantiasa membara dan menyimpan panas yang sangat besar, menampakkan betapa menyakitkan penghianatan itu.

I wanna change the world, only for you …

Semua bisa terjadi dan berubah ketika kamu khianati cinta suciku. Aku memang, jauh berbeda dengan dia. Warna kulit, kedudukan dihatimu dan banyak lagi perbedaan-perbedaan hingga membuatku seperti sampah. Dan atas dasar perbedaan itu menjadi logika primitif yang mementingkan dirimu sendiri, egoisme dan apapun namanya. Yang kutahu sekarang adalah ketika cinta dikhianati dimana pemahaman dan pengetahuan tak sanggup menggambarkan sakitnya penghianatan itu.

When you tell me that you hate me… adalah ungkapan terdalam dari kebencian yang paling sempurna tentang pengkhianatan yang menjelma menjadi lagu kebencian dan menyakitkan. Aku menangis dan kau senang dengannya. Ada yang kau sembunyikan, semua gelap tak ada setitik cahayapun. Sebuah kejujuran yang kupersembahkan kau balas dengan pengkhianatan. Mungkin itu salah satu sebab diciptakannya neraka. Dengan ketidakjujuran mengapa kita tetap bersama.
Dan waktu telah menjadi saksi bahwa kesendirianmu tanpa diriku telah membuat kau berkhianat. Pada dia yang menemani kesendirianmu dalam setiap desahan nafas dan gerak tubuhmu. Kenikmatan dan kebahagiaan yang kau ciptakan adalah pengkhianatan penderitaan dan kesengsaraan. Aku menderita, aku sengsara dan aku jera melakukannya.
Cintaku terlalu suci untuk kau khianati. Dan ternyata kamu melakukannya. Aku mensucikan cinta karena seperti aku menghadap-Nya. Sejak kau katakan hal itu, aku selalu berdzikir dan tak henti-hentinya memohon kesabaran kepada-Nya. Kini aku telah kehilangan jiwaku, aku hampa, aku telah tiada.

Dalam kegelisankku semalam, yang ada dalam benakku adalah “kamu dan dia”. Otakku terus berwacana, membuat praduga-praduga tentang kamu dengannya. Aku berusaha menepisnya dan menghibur diriku sendiri. Namun aku tak mengalahkan diriku sendiri.
Aku merasa jenuh dengan suasana Jogja. Jika kamu melakukan hal itu hanya untuk menguji aku. Maka aku marah. Tapi jika kamu melakukannya untuk memberi harapan dan membandingkan aku ama dia. Biarlah hubungan kita berakhir sampai disini saja. Karena aku bukan barang perbandingan. Kamu salah pilih aku. Seharusnya dia yang kamu pilih. Tak ada orang yang mampu menghiburku.

Hatiku bertanya-tanya “apa aku egois?” “apa aku cemburu?” Ternyata setelah aku pikir-pikir dan tanya ama teman-temanku mereka juga sakit hati jika diperlakukan seperti itu. Hari-hariku hanya untuk menangis, mengenang, menulis. Kadang aku tak percaya kamu khianati aku. Tapi ini nyata, dan sesuatu yang ada di dunia ini menjadi mungkin, “apa aku egois?”.

Aku kalah segalanya dari dia. Maklumlah kalo kamu akhirnya nerima dia. Aku dulu berfikir untuk menjadikan kamu cinta pertama dan terakhirku. Dan kenyataannya memang ia. Walaupun akhirnya kau bukan menjadi pendampingku. Ternyata apa yang aku gelisahkan selama ini terjadi “kau meninggalkanku”. Kenapa begitu sial nasibku di dunia.

Aku tak sanggup melihat benda atau orang-orang yang pernah menjadi kenangan kita. Sepertinya baru kemaren kau bersamaku. Ternyata semua yang kau tulis dalam bukumu yang kau hadiahkan padaku: RINISANCE COMMUNITIES bohong belaka. Dan mimpi-mimpi yang ada dalam bukumu adalah rayuan maut. Sebenarnya korban pelarian yang keberapa aku ini? Saat dia datang, maka kaupun pergi bersamanya, mengukir kenangan lalu kau ceritakan padaku. Ceritamu sangat ironis sekali bagiku. Kenapa kau pilih aku, bila kau tahu aku tak punya, seperti apa yang dia punya? Ataukah kau jadikan aku boneka mainanmu selama dia jauh darimu. Dan kau pergi setelah kau tahu semuanya tentang aku dan saat dia telah datang.

Aku tahu alasanmu sekarang. Saat aku pinta kau lamar aku, dan kamu bilang kamu belum siap. Ternyata kamu bukan belum siap, tapi kau pilih aku bukan untuk kau jadikan teman hidupmu. Kamu pilih aku hanya tuk jadikan penghiburmu saat dia jauh. Betapa malangnya nasib ini. Dan orang-orang yang selama ini aku cintai, sayang yang melebihi segalanya, hanya mengganggap aku sebagai penghibur.

Kau lakukan itu, karena aku nggak pernah cemburu? Aku nggak akan cemburu, kalo kau pergi bukan dengan dia. Akhirnya aku tak tahu harus bersikap gimana ama kamu. Jika memang aku berbuat salah, tolong katakan apa kesalahanku, hingga kau balas dengan perlakuan itu. Sekali lagi, aku memaklumi kamu berbuat seperti itu, karena dia punya segalanya. Dan aku tak punya. Yang aku punya hanya cinta suci dan kesetiaan, kejujuran. Dan kamu takkan mendapatkan apa-apa dariku kecuali cinta suci yang pantang dikhianati, yang selalu diiringi dengan kejujuran dan kesetiaan.

Aku minta malam ini kau tentukan, aku yang tak punya apa-apa atau dia yang punya segalanya? Ternyata kejujuranku padamu kau khianati begitu saja. Mungkinkah aku tetap menjadi orang one is called rinisance. Yank sakit pengkhianatan itu.
Dari nada bicaramu, kau tak menyimpan rasa bersalah sedikitpun. Karena kamu memang merasa tidak bersalah. Saat aku pinta waktumu untukku malam ini, kau tak bersedia. Jangan salahkan aku jika pikiranku terus membuat praduga-praduga tentang kamu. Karena kesalahanmu. Sebenarnya malam ini aku ingin tahu siapa sebenarnya yang ada dalam hatimu?

Kau tak bisa membaca suasana hatiku. Karna kamu tidak sungguh-sungguh mengenal aku. Seharusnya kau mengerti suasana hatiku dari nada bicaraku tadi. Otakku sudah tak mampu lagi tuk merangkai kata-kata.

Malam sepi
Terima kasih kau telah menemaniku malam ini
Hingga aku larut dalam kesepianmu
Angin malam
Sampaikan khabar pada dunia
Aku punya cinta suci
Aku punya kesetiaan
Aku punya kejujuran
Semua itu akan kupersembahkan tuk suamiku


Suami, hanya dalam khayalanku. Saat ini, tidak mungkin hidupku kan ditemani seseorang. Aku tak kan pernah berstatus isteri. Karena kau sudah pergi bersama orang yang punya segalanya, orang yang punya masa depan.

2/april/2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar